Kebutuhan ikan lele di Yogyakarta baik untuk konsumsi maupun bibit masih banyak setoran dari luar. Selain berasal dari beberapa daerah di Jawa Timur seperti Tulungagung dan Kediri ada juga dari Boyolali, Jawa Tengah.
Sebenarnya di Yogyakarta ada beberapa pembudidaya lele yang cukup produktif, namun kebanyakan dari mereka berhenti ditengah jalan atau putus asa. Faktornya, karena banyak ikan yang mati ataupun rugi setelah dipanen sebab biaya pembelian pakan tinggi.
“Kendala seperti ini dapat diatasi, satu di antaranya dengan mempunyai banyak kolam,” kata Harjanto, pembudidaya dan pemasaran ikan lele asal Sumbersari, Moyudan, Sleman, Selasa (18/02/2013).
Jika sekalian memiliki banyak kola, usaha budidaya lele malah akan mendatangkan untung, namun jika sedikit hasilnya malah kurang maksimal. Harjanto mengakui kini mempunyai sekitar 70 kolam, setiap dua hari rata-rata dapat panen lele konsumsi.
Dalam usaha pembesaran ikan lele, Harjanto biasa membeli bibit lele antara lain dari para pembibit lele asal Muntilan, Bantul dan Sleman. Ukuran bibit rata-rata antara 6 sampai 8 cm dan sudah mau makan pelet ukuran lembut.
Bibit ini ditempatkan dalam kolam terpal antara tiga sampai empat minggu. Setelah itu dipindah ke kolam pembesaran dapat berupa kolam terbuat dari bak semen maupun kolam tanah. Sekitar 70 hari kemudian, lele sudah dapat dipanen. (Sumber :KR Jogja)
Posting Komentar